Setiap pompa yang dibuat oleh produsen memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan desain pembuatannya. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran besar dan desain pompa, ukuran dari diameter impeler, serta besar putaran operasionalnya. Karakteristik sebuah pompa ditunjukkan melalui sebuah kurva Head vs. Debit pompa.
Kurva Head-Kapasitas Pompa Sentrifugal
Kurva karakteristik pompa di atas juga biasa dikenal di dunia engineering dan industri sebagai Kurva Performa Pompa.
Jika pada sebuah pompa tertentu dijaga konstan putaran porosnya, maka kita dapat menggeser kurva performansinya dengan cara memvariasikan besar diameter impellernya.
Begitu pula jika kita menjaga diameter impeller pompa pada kondisi konstan, lalu kita memvariasikan besar putaran porosnya, maka kita juga dapat menggeser kurva performansi pompa ke kanan maupun ke kiri.
Pemvariasian kondisi pompa di atas memang tampak kurang lazim. Namun di dunia industri hal tersebut menjadi hal yang lumrah. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap misalnya, pompa utama yang mensupply air menuju boiler harus dapat memvariasikan besar debit air yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan uap air yang akan diproduksi boiler. Perubahan beban listrik maka kebutuhan uap airnya juga berbeda-beda. Pemvariasian putaran pompa menjadi solusi yang masuk akal untuk digunakan pada industri ini. Artikel lengkap mengenai pompa ini dapat Anda baca di sini.
Komponen Tambahan Kurva Karakteristik Pompa
Ada hal-hal lain yang perlu diketahui oleh kita semua mengenai beberapa parameter yang biasanya juga dicantumkan di dalam kurva karakteristik pompa. Yang pertama adalah informasi Brake HorsePower (BHP) yang diperlukan untuk mengoperasikan pompa. BHP juga dikenal dengan daya mesin murni adalah sebuah satuan penunjukan daya sebuah mesin sebelum dikurangi oleh losses akibat desain sistem atau losses lainnya.
Informasi BHP Pada Kurva Karakteristik Pompa
Perlu diingat bahwa informasi BHP pada kurva karakteristik pompa adalah untuk fluida air yang memiliki nilai spesific gravity = 1. Jika pompa akan digunakan untuk fluida lain, maka nilai BHP harus dihitung terlebih dahulu. Misal fluida yang akan digunakan adalah bensin dengan nilai spesific grafity 0,72, maka nilai BHP yang diperlukan adalah:
5 bhp x 0,72 = 3,6 bhp
Informasi lain yang diberikan bersama kurva karakteristik pompa biasanya adalah titik efisiensi hidrolik-nya. Best Efficiency Point(BEP) / efisiensi hidrolik adalah efisiensi pompa yang sudah dikurangi dengan losses akibat efek hidrolik.
Efisiensi Hidrolik Terbaik Ditunjukkan Pada Kurva
Parameter yang ketiga adalah Net Positive Suction Head Required (NPSHR). NPSHR adalah sebuah parameter pompa yang nilainya didapatkan dari uji lab. NPSHR merupakan besaran yang menujukkan losses dari internal pompa yang besarnya ditentukan oleh desain pompa, ukurannya, dan operasional putarannya.
Kurva NPSHR Sebuah Pompa
Besar NPSHR dipengaruhi oleh besar putaran pompa saat digunakan pada sistem. Sedangkan putaran pompa tergantung dari desain sistem itu sendiri. Lain halnya dengan NPSH yang nilainya dipengaruhi langsung oleh desain sistem. Nilai NPSH (Net Positive Suction Head) harus selalu lebih tinggi daripada nilai NPSHR ini. NPSH dan NPSHR akan dibahas lebih lanjut pada artikel selanjutnya.
Informasi terakhir pada kurva karakteristik pompa yang perlu kita perhatikan adalah kemampuan pompa dalam mengangkat air pada sisi inletnya (priming lift). Perhatikan pada gambar berikut ini.
Pada kurva di atas ditunjukkan informasi kemampuan pompa dalam mengangkat air dari kedalaman tertentu pada setiap diameter impeller. Informasi ini sangat penting terutama pada saat nanti kita melakukan pemilihan pompa untuk digunakan pada sebuah sistem.
Artikel-Teknologi.com didukung oleh
Pusat Pakaian Dalam






0 Comments